Amankah Susur Sungai?

Yogyakarta berduka dengan musibah yang menimpa adik-adik di SMP 1 Turi Sleman. Kami komunitas sungai winongo -  FKWA Turut berduka dan menyampaikan duka mendalam Semoga korban meninggal ditempatkan di sisi Tuhan YME dengan mulia dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan.
  
Bukan dalam rangka menyalahkan kegiatan susur sungai karena pihak yang berwajib yang akan menentukan siapa yang bersalah dalam musibah ini.

Kejadian musibah ini pasti akan membuat beberapa pihak seperti orang tua siswa dan guru sekolah merasa was-was dan takut jika anak-anaknya ikut kegiatan luar sekolah seperti susur sungai. Ditambah dengan adanya instruksi Bapak Sri Purnono terkait penghentian sementara kegiatan luar sekolah di semua jenjang pendidikan. Kami kom sungai - FKWA berpendapat jangan sampai kedua faktor ini menghambat dan menghentikan anak-anak untuk belajar mengenal dan memelihara alamnya. Selain itu perlu dipikirkan pada masa yang akan datang apakah instruksi ini berdampak buruk pada pengembangan  beberapa desa wisata di kawasan lereng Merapi. Opini ini menanggapi pula pernyataan salah seorang dosen UGM yang menyarankan susur sungai hanya untuk orang-orang yang berpengalaman.

Sekedar berbagi beberapa kegiatan luar sekolah yang memanfaatkan sungai dan sekitarnya sebagai wahana pendidikan. Dengan harapan pendapat ini dapat mengajak kita untuk bijak dan waspada dalam mengikuti pembelajaran luar sekolah di kawasan sungai dan sekitarnya.  
Point point yang diajarkan dalam pembelajaran di sungai ini adalah :
1. Anak-anak diajak mempelajari ekosistem sungai baik air dan biota yang hidup didalamnya
2. Anak-anak diajak untuk mengetahui beberapa penyebab kerusakan sungai
3. Anak-anak diajak untuk melihat sumber air
4. Anak-anak diajak mengkonservasi sempadan sungai 
5. Anak-anak diajak untuk mengetahui sifat sungai.
6. Anak anak di ajak untuk mengetahui kualitas air sungai 

Kegiatan susur sungai menurut kami harus ada maksutnya dan perlu diperhatikan beberapa hal terkait kelancaran kegiatan dan keselatamatan peserta. 
Beberapa langkah-langkah kewaspadaan yang kami lakukan adalah :
1. Susur sungai untuk mengenal sifat sungai, sumber pencemaran, kerusakan dan sumber mata air di sungai dilakukan pada musim kemarau.
2. Susur sungai dilakukan pada lokasi-lokasi yang bisa dijangkau, terdapat sempadan yang memungkinkan jika ada kejadian kedaruratan dapat cepat dievakuasi.
3. Peserta harus didampingi oleh pendamping yang mengetahui kondisi lahan dan jumlah pendamping harus memadai sesuai dengan jumlah anak yang didampingi misal rasio 1 : 10 hingga 1:20.
4. Jika harus masuk kedalam sungai, pendamping harus memilih titik-titik yang dangkal.
5. Peserta tidak perlu dipaksa untuk masuk kedalam sungai jika memang tidak memungkinkan secara morfologis, misal sungai yang mempunyai tebing yang tinggi.
6. Penyelenggara perlu memahami karakter sungai baik kedalaman sungai, titik titik akses ke sungai, lokasi-lokasi yang berbahaya, lama waktu aliran dari atas jika terjadi hujan hingga titik kegiatan.
7. Jika diperlukan kegiatan sungai di musim hujan perlu diperhatikan karakter hujan sebelumnya misal jam kejadian hujan. Sangat disarankan beberapa pertimbangan antara lain
- Susur sungai dilakukan sebelum tengah hari misal jam 9-12.00. siang hari hingga sore berpotensi terjadi hujan tidak di sarankan. 
- Jika malam hari sebelumnya terjadi hujan sebaiknya kegiatan dibatalkan karena aliran kemungkinan masih deras.
- Jika cuaca mendung  sebaiknya kegiatan dibatalkan karena hujan bisa terjadi tiba-tiba.
- Penyelenggara harus memantau peringatan dini dari BMKG 
- Penyelenggara harus melibatkan warga atau komunitas sungai yg terdekat karena mereka lebih tau medan. 

Demikian sekedar opini singkat semoga kejadian ini dapat membuat kita bersama bijak dan waspada dalam berkegiatan dengan alam. 

-Endang Rohjiani